Malioboro Yogyakarta yang Menarik Dikunjungu

Malioboro sebuah kawasan wisata yang namanya sudah melegenda. Semua wisatawan kalau ke Jogja pasti singgah disini, menikmati berbagai sajian dari pagi sampai menuju pagi lagi, seperti tidak pernah tidur.
 
Bahkan hampir setiap hari, pesonanya seakan tidak pernah luntur seperti bunga Anggrek yang bentuk dan warnanya membuat orang selalu ingin menatapnya. Bahkan bersedia membeli walau harganya sangat tinggi.
 
Panorama tersebut membuat objek ini selalu punya pamor tersendiri bagi pengunjung dalam hingga luar negeri. Terlebih dengan penampilan barunya, membuat Sobat DTT harus mencoba sensasinya.
Malioboro

Berkunjung ke Kawasan Pedestrian Malioboro Jogja

Salah satu hal paling mencolok ketika berkunjung ke sini adalah suasananya, sangat berbeda dengan zaman dulu. Ada banyak pedagang kaki lima di pinggiran, memberikan rasa kurang nyaman karena terkesan kumuh.
 
Sekarang tempat ini banyak belajar dan tertata rapi, beberapa pedagang kaki lima sudah diberikan tempat khusus. Area yang dulu terlihat kotor, sudah dibersihkan dan ditambahkan beberapa kursi serta lampu.
 
Jika Sobat DTT datang dari Jakarta, turun di Stasiun Tugu Yogyakarta dan menunggu jam masuk hotel, tidak ada salahnya jalan-jalan sebentar ke sini. Ada banyak spot foto menarik dapat dimanfaatkan.
 
Hanya saja, kalau boleh menyarankan datang ke Malioboro enaknya sore hari sekitar pukul 4. Sambil beli es krim atau makanan kecil kemudian duduk di kursi dan melihat lalu lalang kendaraan.
 
Rasanya sangat syahdu, terlebih jika Sobat DTT datang bersama teman, sahabat, atau kekasih hati. Menikmati sorenya adalah sebuah kewajiban yang harus dicoba, jangan langsung pulang tetapi tunggu sampai malam.
 
Biasanya objek ini mengadakan berbagai event menarik, mulai dari pentas seni sampai kreasi lainnya. Jangan lupa kalau es krimnya sudah habis, buang di tempat sampah yang sudah disediakan.
 
Jika ingin menikmati suasana yang syahdu dan menyenangkan ada satu waktu sesuai dengan tradisi Yogyakarta, di mana kawasan ini berubah drastis. Menikmatinya lebih tenang dan jadi pembeda dari tempat lainnya.

Tradisi Malam Selasa Wage di Malioboro Jogja

Malam selasa wage merupakan tradisi yang tidak pernah luntur. Selalu diperingati setiap 35 hari sekali, di mana kendaraan bermotor dilarang melewati jalanan tersebut kecuali Bus Trans Jogja.
 
Bisa dibayangkan bukan, saat malam hari suasananya sudah syahdu, jalanan kosong betapa nikmatnya mondar-mandir tanpa kebisingan sama sekali. Sebagai gantinya Sobat DTT bisa menikmati sajian seniman jalanan.
 
Mereka semua memberikan penampilan menarik dengan berbagai lagu sekaligus alat musik, suasananya terkesan sangat tradisional. Bahkan, ada juga yang menampilkan tari-tarian sampai menyediakan sarana melukis.
 
Jika membawa anak-anak, waktu tersebut sangat tepat untuk menumbuhkan tingkat kreativitas mereka melalui gambar. Jangan heran kalau Selasa Wage ada begitu banyak pengunjung datang terutama kalau bertepatan liburan.

Aktivitas Lain yang Menarik untuk Dinikmati

Harus diakui bahwa Malioboro memang tidak akan pernah ada matinya, karena pesonanya belum berhenti hanya di pedestrian serta Selasa Wage saja. Melainkan masih ada beberapa aktivitas menarik lainnya.
 
Mulai dari berbelanja kebutuhan oleh-oleh sampai fashion. Dari modern hingga tradisional, semuanya masih bisa Sobat DTT pilih sendiri, mau di toko atau ke area Selasar, tempat baru pedagang kaki lima.
 
Toko-toko terkenal juga masih berdiri, tinggal pilih saja mana yang diinginkan. Harganya sendiri cenderung terjangkau dan mencerminkan sekali Kota Yogyakarta, jadi rugi sekali kalau Sobat DTT tidak membeli.
 
Malioboro bukan hanya soal berbelanja kebutuhan fashion saja, tetapi di sini juga masih tersedia beberapa hal menarik lainnya. Untuk informasi lebih lanjut, mari simak pembahasannya di bawah ini. 

1. Kulineran 

Rasanya ada yang kurang kalau ke sini belum menikmati kulinernya, pilihannya ada banyak mulai dari restoran dengan cita rasa nusantara sampai western. Selanjutnya, menu-menu legendaris yang masih bertahan sampai sekarang.
 
Salah satu contohnya adalah Lumpia Samijaya, cita rasanya benar-benar menggoda. Harganya 8 ribu rupiah saja, tetapi untuk membelinya Sobat DTT harus antri dulu, bahkan bisa beberapa jam.
 
Selain itu ada angkringan, gudeg, Bakpia, Es Dawet dan Cendol, Ronde serta wedang uwuh. Semuanya adalah menu wajib yang harus dinikmati ketika di Malioboro, karena rasanya tidak ada yang gagal.

2. Sewa Andong atau Becak

Di sini Sobat DTT juga bisa menikmati sensasi menyenangkan naik Andong, sebuah kendaraan tradisional yang ditarik oleh Kuda. Zaman dulu, kendaraan ini selalu digunakan terutama sebelum masuknya mobil serta motor.
 
Wisatawan bisa merasakan sensasinya dengan membayar Rp100 ribu saja untuk jarak menengah. Jika ingin rute jauh, maka tarifnya akan naik menjadi Rp150 ribu, bisa untuk 2 sampai 4 orang.
 
Jika ingin pergi ke Titik Nol Kilometer menikmati Istana presiden dan berbagai gedung tua lainnya, tetapi malas jalan dari Stasiun Tugu. Manfaatkan Becak Malioboro dengan tarif mulai dari Rp10 ribu.
 
Untuk becak sendiri Sobat DTT harus pintar menawar, jika tidak bisa saja tarifnya akan sangat mahal. Biasanya rute terjauh maksimal Rp50 ribu, jumlah penumpangnya maksimal 2 orang saja.

3. Foto Busana Jawa

Berada di sini masih terasa kurang kalau belum foto menggunakan busana jawa. Harganya sendiri bervariasi, mulai dari Rp25 ribu sampai Rp50 ribu per orang, sangat terjangkau bukan?
 
Bukan hanya itu saja, ada juga fotografer yang siap membantu memberikan hasil foto nan mengesankan. Mau pose apa saja bisa, dan bisa dijadikan sebagai kenangan-kenangan, cukup menarik bukan?
 
Terakhir yang tidak boleh dilewatkan adalah berbelanja di Pasar Beringharjo, mau beli apa saja ada, termasuk Batik, kain, kaos, makanan, oleh-oleh tersedia lengkap. Hanya saja harus pandai-pandai menawar.
 
Tempat wisata merupakan kawasan yang sulit untuk dilupakan. Pesona Malioboro seakan abadi dalam benak semua orang, darimana saja pasti akan singgah ke sini entah hari pertama atau terakhir.