Mengarungi Makna Spiritual dan Sejarah di Candi Prambanan

Sejarah Candi Prambanan

 

Provinsi Jawa Tengah memang memiliki banyak situs candi yang menjadi bukti peninggalan bersejarah dari masa lampau. Diantara candi-candi yang ada, Prambanan merupakan salah satu yang termegah bersanding dengan Candi Borobudur yang ada di Magelang. Uniknya, Candi Prambanan terletak di dua kabupaten dan provinsi, yakni Sleman, Yogyakarta dan Klaten, Jawa Tengah.

Candi Prambanan sendiri telah diakui sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO pada tahun 1991. Berbeda dengan Borobodur yang dipergunakan untuk ibadah umat Buddha, Prambanan justru menjadi tempat bagi umat Hindu untuk melakukan serangkaian ritual keagamaan.

candi prambanan de jogja (4)

Kisah Sejarah Candi Prambanan sendiri tidak terlepas dari kisah Roro Jonggrang yang merupakan salah satu legenda kuno terkenal dari Nusantara. Dikisahkan bahwa Roro Jonggrang adalah seorang putri cantik yang merupakan putri dari Prabu Boko.

Saat Bandung Bondowoso berhasil mengalahkan Prabu Boko dan menguasai kerajaan, ia pun kemudian berniat mempersunting Roro Jonggrang. Tak kehabisan akal, Roro Jonggrang kemudian meminta dibangunkan 1000 candi dalam satu malam sebagai syarat pernikahan.

Dengan kesaktian yang dimiliki Bandung Bondowoso, ia pun membangun seribu candi dengan bantuan jin. Roro Jonggrang kemudian mengagalkan pembangunan candi yang ke-1000 dengan menumbukan alu dan lesung, sehingga ayam pun berkokok. Merasa dicurangi, Bandung Bondowoso kemudian mengutuk Roro Jonggrang menjadi candi yang ke-1000.

Di samping legenda yang terkenal, faktanya candi ini dibangun pada masa Wangsa Sanjaya tepatnya pada abad ke-9 oleh Rakai Pikatan. Pembangunannya sendiri dimaksudkan untuk menghormati Dewa Siwa yang dianggap sebagai dewa tertinggi dalam agama Hindu.

Meskipun disebut-sebut memiliki 1000 candi di dalamnya, nyatanya komplek Candi Prambanan hanya memuat sebanyak 240 candi saja di dalamnya. Candi ini tepatnya berlokasi di wilayah timur dengan empat pintu masuk dari penjuru mata angin.

Candi Prambanan

Menurut Prasasti Siwaghra yang kini tersimpan di Museum Nasional Indonesia, komplek candi ini diyakini memiliki nama asli Siwaghra yang bermakna ‘Rumah Siwa’ dalam bahasa Sansekerta. Candi ini kemudian ditemukan kembali oleh orang Belanda bernama CA Lons pada tahun 1733. Berbeda dengan Borobudur yang baru ditemukan pada tahun 1814 oleh Sir Thomas Stamford Raffles asal Inggris.

Selain itu, candi ini juga dibagi menjadi 3 zona yang terinspirasi dari kosmologi Hindu. Diantaranya adalah Pelataran Njobo seluas 390 m2 yang mewakili Bhurloka, Pelataran Tengahan seluas 222 m2 yang mewakili Bhuvarloka, dan Pelataran Njeron yang melambangkan Svargaloka – diyakini sebagai alam suci tertinggi.

Pada pelataran Njero, Anda bisa menyaksikan candi trimurti dimana Candi Siwa menjadi candi tertinggi (47 meter) di dalamnya. Candi Siwa diapit oleh dua candi lainnya, yakni Candi Wishnu dan Candi Brahma yang masing-masing memiliki ketinggian 33 meter.

Pada masing-masing candi terdapat Candi Wahana yang mewakili kendaraan dewa trimurti, yaitu Nandi (Dewa Siwa), Angsa (Dewa Wishnu), dan Garuda (Dewa Brahma). Selain itu, terdapat juga sejumlah komplek candi lainnya yang ada di tempat ini, seperti Candi Apit, Candi Kelir, Candi Perwara, Candi Patok, dan masih banyak lagi.

candi prambanan de jogja (1)

Saat berkunjung kemari, Anda bisa melihat kisah terkenal Ramayana dan Krishanayana yang terpahat dalam relief di kawasan ini. Apabila kesulitan membaca kisah pada relief, Anda bisa menyaksikan langsung Sendratari Ramayana yang merupakan pertunjukan live berupa drama tarian tanpa dialog.

Untuk pagelaran Ramayana sendiri dimulai pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu mulai pukul 19.30 hingga 21.30. Untuk panggungnya sendiri, Anda bisa memilih jenis panggung terbuka atau tertutup.

Untuk wilayahnya, candi ini terbagi menjadi empat pelataran yang mewakili empat kasta dalam Hindu. Bagian terluar diperuntukan untuk kasta Sudra, kemudian sedikit lebih dalam lagi diperuntukan untuk kasta Waisya, sementara yang terdalam diperuntukan bagi kasta Ksatriya dan Brahmana.

Lokasi bersejarah ini tepatnya berada di Desa Tlogo, Kecamatan Klaten. Anda bisa menempuh perjalanan sekitar 30 menit menuju kemari dari Malioboro dan sekitar satu jam perjalanan jika melewati jalan raya Solo – Klaten.

Untuk masuk ke dalamnya, orang dewasa akan dikenakan tarif sebesar Rp 50.000/orang, sementara anak-anak dipatok setengah harga saja. Harga tersebut sudah termasuk penelusuran komplek candi dan museum di dalamnya.

Namun begitu, untuk menikmati pertunjukan Sendratari Ramayana, Anda harus membayar lagi sesuai dengan jenis panggung yang dipilih. Candi Prambanan sendiri buka sejak pukul 6 pagi hingga 5 sore.

candi prambanan de jogja (3)

Baca juga : Eksplorasi Jogja dan Sekitarnya dengan Paket Tour Jogja 1 Hari

Mengunjungi Candi Prambanan dijamin akan membuat Anda takjub dengan kemegahan arsitetur di dalamnya. Terlebih, mengingat bahwa candi ini dibangun pada zaman dimana teknologi belum secanggih saat ini.

Anda disarankan menggunakan jasa guide untuk menelusuri dan menggali informasi lebih dalam tentang objek wisata yang satu ini. Selain berkeliling, Anda juga bisa melakukan kegiatan swafoto di tempat ini. Puas berkeliling dan mengumpulkan banyak foto dari tempat ini, Anda bisa membeli sejumlah souvenir khas Prambanan, dimulai dari kaos, gantungan kunci, aksesoris, hingga miniature candi.

Demikianlah sekilas informasi tentang Candi Prambanan. Apakah kini Anda sudah bisa membayangkan gambaran keseruan di dalamnya? Maka dari itu, ikuti paket perjalanan dari Dejogja Adventure Indonesia untuk menelusuri objek wisata mengagumkan yang satu ini. (AS)

Tag: Candi Prambanan, Candi Hindu di Jawa Tengah, Objek Wisata Terkenal di Desa Tlogo, Wisata Candi, Jalan-jalan ke Klaten, Legenda Roro Jonggrang, Sejarah Candi Prambanan

Baca juga : Tips Memilih Paket Outbound yang Tepat untuk Perusahaan

Candi Prambanan

Outbound Jogja : 081294274691

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Chat via Whatsapp